@beasiswas1
Profile
Registered: 4 years, 5 months ago
Walau nggak semua, peraih IPK tinggi cenderung berbangga diri. IPK tinggi atau nilai cum laude Perguruan Tinggi Swasta tentu bikin orang bangga dan pede. Padahal saat bekerja, kadang kamu akan memulai segala sesuatunya dari nol lagi. Nah, lulusan dengan IPK tinggi bisa kesulitan menyesuaikan diri dengan situasi ini. Soalnya kan, mereka biasa jadi yang paling superior dan cerdas di kelas, eh di tempat kerja jadi yang paling bawah. Dulu ketika baru mulai bekerja, salah satu senior saya di kantor mengatakan bahwa anak cum laude alias mahasiswa yang lulus dengan predikat cum laude nggak cocok bekerja dengan mereka. Menurut kabar, pernah ada pegawai pintar peraih cum laude, tapi nggak bertahan lama ketika bekerja, karena ia nggak tahan harus memulai dari bawah. Jadi nggak penting dong, ya IPK? Tunggu dulu, baca dulu alasan tentang pentingnya IPK berikut ini: 1. IPK merupakan parameter belajar dan tanggung jawab. Saat belajar, tentu saja harus ada parameter untuk mengukur tingkat keberhasilan mahasiswa dalam menyerap ilmu. Nah, parameter yang digunakan adalah IP. Maka idealnya sih, mendapatkan nilai IPK yang oke, mesti disertai dengan kemampuan yang beneran mumpuni. Menurut saya, IP dan IPK juge merupakan salah satu bentuk tanggung jawab. Tanggung jawab untuk lebih giat menuntut ilmu dan semangat berusaha. Juga tanggung jawab kepada orang tua yang udah susah-payah membiayai pendidikan kamu. 2. IPK tinggi membuka banyak kesempatan. Seperti kesempatan pertukaran mahasiswa, keringanan biaya pendidikan, hingga kesempatan kuliah S2 di dalam dan luar negeri. IPK tinggi, apalagi kalau cum laude, juga menjadi prestasi tersendiri. Lumayan lah, untuk memperindah resume dan LinkedIn kamu. 3. Syarat untuk kerja. Walaupun IPK Beasiswa Untuk Mahasiswa S1 nggak berhubungan langsung dengan prestasi kerja, namun nggak sedikit perusahaan yang menerapkan syarat IPK minimal untuk bisa bekerja di sana. Rachma Arofani, Human Capital perusahaan multinasional PricewaterhouseCoopers Indonesia (PwC) pun menjabarkan salah satu syarat untuk menjadi intern di PwC, “Punya IPK minimum 3.00 atau nilai rata-rata B+ alias High Distinction untuk universitas luar negeri” *** Menurut saya, punya IPK yang baik memang membantu saat melamar pekerjaan. Apalagi, kebetulan perusahaan yang pernah saya lamar, kebanyakan menerapkan syarat IPK minimal. Ada yang minimal 3.00 ada juga yang 2.75. Walau nggak serta-merta IPK tinggi berarti bakalan diterima sih, sob! Masih banyak faktor penting yang menentukan keberhasilan ketika melamar pekerjaan. Selanjutnya, soal apakah karier akan bagus, apakah bakal cepat diangkat jadi pegawai tetap dan berprestasi dalam bekerja, itu semua nggak berkaitan dengan IPK. Semua itu tergantung dari performa dan attitude kamu dalam bekerja. Kesimpulannya, kita nggak bisa bilang bahwa IPK itu nggak penting. Tetapi memang bukan yang TERPENTING. Sayang banget kalau IPK mentereng padahal kemampuan dan wawasannya biasa banget, bahkan kurang.Ini bisa aja terjadi kalau tujuan kamu memang hanya angka, dan mau melakukan apa aja hanya untuk dapetin IP yang bagus. Sebaliknya, rugi juga bila kamu sebenarnya mampu, tapi nilainya pas-pasan karena cuek sama tugas atau lainnya. Harus diingat bahwa goal mahasiswa dalam kuliah adalah ilmu dan bukan nilai. Yakin deh, kalau kamu benar-benar serius dan semangat mencari ilmu, otomatis bakal mendapat hasil IPK yang bagus. So, makan tomat dicampur es, semangat gaes! Lainya : Cara Berhenti Donasi Unicef dan Sewa Bus Semarang serta UNTAN Membangun Ekosistem Digital Menuju Cyber University
Forums
Topics Started: 0
Replies Created: 0
Forum Role: Member